Setahun Mengabdi, Seumur Hidup Berdedikasi

Kamis, 26 Desember 2013

On 18.34 by Unknown   1 comment
Angkatan kedua PN ini memiliki komposisi yang sedikit berbeda dibanding dengan angkatan sebelumnya. Tim tenaga kesehatan terdiri dari seorang dokter (dr. Reastuty), seorang perawat (Ns. Septi Kurniasih, S.Kep) dan seorang bidan (Latifah Aprilianing Palupi, S.Keb), sedangkan pemerhati kesehatan terdiri dari seorang ahli gizi (Novi Anggraeni, S. Gz) dan seorang sarjana pendidikan (Muhammad Hidayat Chaidir, S.Pd). Komposisi ini diharapkan dapat menjawab tantangan perubahan pola pikir sehat menuju kemandirian masyarakat. Kehadiran ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan peningkatan nutrisi di kecamatan Kelay dan sarjana pendidikan diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat melalui revitalisasi fungsi usaha kesehatan sekolah.  Berikut nama-nama dan profil singkat ke lima Pencerah Nusantara:
dr. Reastuty
Dokter kelahiran Lhokseumawe, 26 November 1987 ini lulus dari Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan sebagai dokter pada tahun 2011 dengan IPK 3,71. Dalam keseharian biasa dipanggil Rea atau Reas. Masa kecil sampai SMP dihabiskan di kota kelahirannya di Lhokseumawe. Namun, karena alasan keamanan, pada tahun 2002 harus pindah ke Medan untuk melanjutkan SMA dan kuliah disana. Pernah bekerja di Puskesmas Gandapura, Kabupaten Biereuen dan diterima sebagai calon dosen honorer Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh, salah satu universitas negeri di Lhokseumawe pada tahun 2012. Sejak Juli 2013, Ia terpilih sebagai Pencerah Nusantara dan sangat berharap dapat menyukseskan dan mencapai visi dan misi gerakan pemuda ini. 

Ns. Septi Kurniasih, S.Kep
Ners fresh graduated dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2008. Ia lahir di Kebumen, 28 September 1990. Pengalaman dan kegemarannya berorganisasi di lembaga legislatif kemahasiswaan mengantarkannya menjadi salah satu Peserta Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri di tahun ketiga dan keempat masa studi S1nya. Ketertarikannya dalam mengasah kemampuan kepemimpinan, ia lanjutkan dengan mengikuti UI Leadership development Program (UI LDP) 2011 setelah mampu menjadi salah satu finalis Mahasiswa Berprestasi tingkat Fakultas. Passionnya pada kontribusi di daerah terdepan dan pedalaman Indonesia dimulai saat ia menjalankan Program Kuliah Kerja Nyata Universitasi Indonesia (K2N UI) tahun 2011 selama satu bulan di Pulau terdepan Indonesia, tepatnya di Pulau Ende, Nusa Tenggara Timur. Ia berharap dengan melanjutkan kontribusi menjadi Pencerah Nusantara dapat melipatgandakan kebermanfaatannya bagi sesama. 

Bd. Latifah Aprilianing Palupi, S.Keb
Upi adalah panggilan akrab bidan kelahiran Jakarta, tanggal 11 April 1988 ini. Ia sempat merasakan hidup di Pondok Pesantren Daar El-Qolam, Tangerang, selama masa tsanawiyah. Ia menyelesaikan pendidikan D III-nya di Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada tahun 2009. Setelah lulus, ia sempat bekerja di sebuah klinik bersalin di daerah Kampung Melayu Jakarta Timur selama ± 9 bulan. Keinginannya melanjutkan studi akhirnya terwujud di Universitas Airlangga Surabaya untuk mendapatkan gelar S1 Kebidanannya dalam masa studi 2,5 tahun. Ia sangat menyenangi petualangan alam seperti mendaki gunung. Gunung yang pernah ia daki seperti Gede, Pangrango, Sindoro dan Slamet.

Novi Anggraeni, S. Gz
Novi menyelesaikan jenjang sarjana gizi-nya di Universitas Indonesia. Selama masa perkuliahan, gadis asal Garut ini cukup aktif di berbagai organisasi dan kegiatan kemahasiswaan, diantaranya yaitu bergabung di keluarga besar BEM FKM UI, Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia (ILMAGI), Asosiasi Keluarga Gizi, dan Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia (BIMKES). Selain itu, untuk senantiasa berusaha menambah pengetahuannya Novi seringkali mengikuti berbagai seminar ataupun pelatihan terkait isu gizi dan kesehatan terkini. Ketertarikannya akan bidang kesehatan masyarakat dan kesadaran mengenai pentingnya peran generasi muda untuk terlibat langsung dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu hal yang menjadi motivasinya ikut serta dalam gerakan Pencerah Nusantara untuk Indonesia.

Muhammad Hidayat Chaidir, S.Pd
Dheyo, demikian panggilan akrabnya, menyelesaikan pendidikan sarjana pendidikan sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Sejak awal 2012, sekembalinya dari jalan-jalan ke Jepang dan beberapa Negara ASEAN melalui sebuah program yang bernaung di bawah Kementerian Negara, Pemuda dan Olahraga , The Ship for South East Asian Youth Program, dia kembali ke kampung halamannya di Dompu, Nusa Tenggara Barat, dan menjadi relawan pada sebuah lembaga pendidikan untuk anak-anak kurang mampu. Pemuda  kelahiran Dompu, 12 November 1986 ini, menempuh pendidikan dasar sampai menegah kejuruan di Dompu. Cita-citanya ingin mendirikan sebuah LSM yang fokus pada isu-isu di bidang pendidikan, seni dan budaya.



1 komentar:

  1. Salut dgn teman2 yg punya kepedulian utk memajukan daerah pelosok.
    Septi dulu Ex-alumni Smansa Kebumen bukan?

    BalasHapus