Setahun Mengabdi, Seumur Hidup Berdedikasi

Kamis, 26 Desember 2013

On 23.04 by Unknown   No comments
Kelay, 18 Oktober 2013
 
Menanamkan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun menjadi hal yang penting dewasa ini. Walaupun tindakan seperti ini terbilang sangat sederhana, terbukti masih banyak masyarakat yang mengabaikannya. Padahal kalau bisa dilakukan secara terus menerus, maka dampaknya akan sangat luar biasa bagi kesehatan. Data menunjukan bahwa penyakit infeksi menular seperti diare, dan infeksi saluran pernafasan masih mengancam kesehatan anak-anak. Untuk itulah, upaya edukasi pada anak-anak dan keluarga tentang penting kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) harus dimaksimalkan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun swasta.   
“Cuci tangan Pakai Sabun harusnya menjadi budaya/tradisi masyarakat, agar tercipta kehidupan yang sehat dalam bermasyarakat” ungkap Arnel Panimpa, SKM saat diskusi di ruang kerjanya di ruang kerjanya. Puskemas Kelay, usai peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-dunia di halaman Puskesmas Kelay. Kepala Puskesmas itu melanjutkan bahwa jangan sampai kegiatan-kegiatan seperti ini hanya menjadi seremonial semata, tapi harus mampu mengubah pola pikir masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. 
 
Kegiatan yang berlangsung di halaman Puskesmas Kelay tesebut diikuti oleh puluhan siswa-siswi sekolah yang berasal dari SD 005,SD014, SMP 19 Kelay, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di kecamatan Kelay. Antusias semua peserta terlihat dari pagi saat kegiatan di awali dengan senam bersama yang dipimpin oleh saudari Novi Anggraeni, S.Gz (tim pencarah nusantara). Selanjutnya diikuti dengan pemberian doorprize kepada bebarapa orang siswa-siswi yang menang pengundian.  
 
Kemeriahan terjadi saat siswa-siswa mewakili sekolahnya masing-masing untuk  mengikuti lomba Cuci Tangan Pakai Sabun yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kelay beserta tim Pencerah Nusantara yang sedang bertugas di Puskesmas Kelay. Mereka dengan penuh semangat menunjukan kebolehanya di depan teman-temannya sendiri maupun semua panitia.
Kegiatan inipun juga diikuti oleh dewan guru dan juga pegawai di lingkup kantor kecamatan kelay. Inilah salah satu model promosi kesehatan yang bisa dilakukan secara berkelanjutan. Pada pelaksanaannya, cuci tangan pakai sabun seharusnya dilakukan sebelum dan sesudah makan, sesudah memegang/memeluk hewan dan yang terakhir adalah setelah Buang Air Besar. Menurut data yang pernah di lansir oleh WHO, infeksi diare akan mengancam 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh Indonesia. Angka ini yang menjadikan diare sebagai penyebab kematian bayi kedua setelah pneumonia. Oleh sebab itu, cuci tangan pakai sabun diyakini bisa mengurangi hampir setengah kasus kejadian diare dan seperempat kasus infeksi pernafasan.

@DheyoKeanuCh

0 komentar:

Posting Komentar